Wednesday, December 23, 2009

Merry Christmas and Happy New Year!

Selamat Natal dan Bahagia Tahun Baru!
Tabê Natal ma Mlilê Ton Feü!
Bosfesta Natál no Tinan Foun Kmanek!
Salamat Natal dan Bahagia Taon Baru!
Sugeng Natal lan Sugeng Warsa Enggal!
Merry Christmas and Happy New Year!
Joyeux Noël et bonne année!
¡Feliz Navidad y próspero año nuevo!
Feliz Natal e Feliz Ano Novo!
Buon Natale e felice anno nuovo!
Fröhliche Weihnachten und ein gutes neues Jahr!
Natale hilare et annum faustum!

Bonan Kristnaskon kaj feliĉan novan jaron!

.

Kupang-West Timor, 24-12-2009



Litani Penantian di Bait Puisi

Oleh: Yohanes Manhitu

“Maranatha!”

Dorongan hati ini tak dapat kukekang
untuk siulkan nada-nada pengharapan
akan sebuah negeri elok bebas nestapa,
akan satu bumi yang damai sejahtera,
akan bayi-bayi yang terlahir selamat,
akan kanak-kanak bebas tersenyum,
akan perempuan yang aman di rantau
akan rimba raya yang hilang berganti,
akan sawah-sawah tak pernah mandul,
akan kepala-kepala berpikiran Salomo
akan terompet perang yang membisu.

Dorongan hati ini tak dapat kukekang
untuk putar lembut kidung penantian
akan Sang Raja pembawa kedamaian:
damai bagi manusia, pria dan wanita,
damai bagi burung-burung di angkasa,
damai bagi tumbuhan di hamparan bumi,
damai bagi ikan-ikan yang mabuk minyak,
damai bagi kota-kota yang dihantui ledakan,
damai bagi dusun-dusun yang kian tergusur,
damai bagi kawanan ternak di sabana tipis,
damai bagi semua yang diciptakan-Nya.

Dorongan hati ini tak dapat kukekang
‘tuk coba luruskan lekukan jalan-jalanku
dan coba padamkan nyala obor kerapuhan
ketika tersiar berita akan datangnya Sang Raja
lewat corong di langit-langit rumah kudus-Nya,
lewat memori akan ulang tahun yang dinantikan,
lewat percakapan ibu-ibu di pojok toko swalayan,
lewat bujukan merayu dua bocah di toko pakaian,
lewat iklan-iklan Sinterklas yang janjikan diskon,
lewat tawaran kartu virtual di halaman website
pada awal bulan penutup segala bulan dilalui.
Datanglah, datanglah Raja Damai Terjanji!

Pugeran Timur-Yogyakarta
6 Desember 2004

Saturday, December 19, 2009

Ai-funan papél


Hosi: Yohanes Manhitu

Furak ema hetan iha fatin hotu,

hetan mós iha ai-funan papél,
ne’ebé ema halo ho liman rua,
lika-tuir ai-funan be naturál.

Furak mós ita hetan iha sasán falsu.
Se ita la hatene ne’ebé mak orijinál,
iha loron ohin ka aban-bainrua
buat-falsu sei parese naturál.

Noemuti-Timor, 13 novembru 2009
-----------------------------

Bunga kertas

Keindahan ada di mana-mana,

terdapat juga pada bunga kertas,
yang dibuat dengan kedua tangan,
dengan meniru bunga yang alami.

Keindahan pun ada pada benda palsu.
Jika kita tak kenali mana yang asli,
pada hari ini ataupun esok lusa,
kepalsuan bakal tampak alami.

Dansa

Hosi: Yohanes Manhitu

Ha’u la hatene bainhira hahú
kostume ida-ne’e iha ami-nia rai:
feto ho mane, ferik no klosan
kaer malu, la’o kapás tuir múzika.

Iha festa ida, han-hemu hamutuk,
inan-aman, maun-alin haksolok.
Festa sei fó ema lembransa furak
se múzika hakonu kalan naruk.

Ho dansa ema hakat ida tuir ritmu,
isin oin-ketak sai ida iha movimentu.
Se mundu hala’o folin di’ak ida-ne’e,
ema hotu sei bele moris iha dame.

Noemuti-Timor, 16 novembru 2009

---------------------------

Dansa

Aku tak tahu sejak kapan

kebiasaan ini bermula di tanah kami:

pria dan wanita, tua dan muda

bergandengan, melangkah indah dengan musik.


Pada suatu pesta, makan-minum bersama,

ayah-ibu, kakak-beradik bergembira.

Pesta akan memberi kenangan indah,

bila musik memenuhi malam panjang.

Dengan berdansa orang selangkah menurut irama,

tubuh tak sama menyatu dalam gerak.

Bila dunia mengamalkan nilai baik ini,

semua orang bakal hidup dalam damai.

Monday, November 30, 2009

Malpeza Brizo je la Novjara Mateno (Angin Sepoi di Pagi Tahun Baru); De/oleh Sitor Situmorang

Bildo: https://fineartamerica.com

De Sitor Situmorang 

Al Hans kaj Joosye Teeuw

Jen la unua vidaĵo
je la novjara mateno:
La ĉielo estas hela.

(La neĝo ankoraŭ ne falas)
Proksime de la fenestro, sur la branĉo
de maljuna arbo nuda, senfolia
kiel kutime je la vintro.

Aperas tri kolomboj
silentataj en la suno por bonvenigi
la printempon.

Krome, la universo ankoraŭ silentas
kiel ĝi antendas signon
de la printempo.

Unu momenton
la molaj plumoj de la kolomboj
ŝajne preskaŭ tremas.

Blovataj de la malpeza brizo
de universo ekster la universo.

Sur la malbordo Scheveningen,
la 1an de januaro 1998


Esperantigis Yohanes Manhitu,
Yogyakarta, la 31an de aŭgusto 2007
----------------------------------
* Sitor Situmorang estas unu el la indoneziaj konataj poetoj.

Asmaradana (Kanto de Amo)

De Goenawan Mohamad

Li aŭdis la baton de flugiloj de la versperto
kaj la sprucaĵon de la resteĵa pluvo de la folio,
per la vento sur la arbo
kemuning. Li aŭdis la senripozon de ĉevalo
kaj la paŝon de la ĉaro kiam la ĉielo estas denove klara kaj vidigas
la Laktan Vojon, malproksime tie. Sed inter ili ambaŭ,
neniu diras vorton.

Poste li diras adiaŭon, tiun morton. Li rigardas la karton, la sorton,
la vojaĝon kaj unu militon duone nomita.

Li sciis, ke la virino ne plorus. Ĉar se morgaŭ matene,
sur la herboj de la korto, la piedmarkoj foriris direkte al la nordo,
ŝi ne rimarkus nek la pasintecon nek
la estontecon, ĉar ŝi jam mankis kuraĝon.

Anjasmara, mia kara frato, restu, kiel antaŭe.
Kaj la luno malakceliĝis en la vento, ignorata de la tempo.
Tra la mallumo kaj la fulgoroj, vi vorgesas mian visaĝon,
mi vorgesas la vian.

Esperantigis Yohanes Manhitu, la 31an de Aŭgusto, 2007a
-----------------------------------------
*
Goenawan Mohamad estas unu el la indoneziaj konataj poetoj.

Thursday, October 15, 2009

Imparare Lingue Straniere

di Yohanes Manhitu

PERCHÉ debbiamo imparare lingue straniere nella vita? Questa domanda è normale e vorrei provare a risponderla. Secondo me, imparare una lingua straniera è come provare a aprire la porta a un nuovo mondo, oppure simile a rivelare un mistero. Parlando una lingua che non è la nostra, abbiamo la possibilità di penetrare nella comunità che ci offre amicizia, sapere, etc. Kató Lomb, una poliglotta famosa di Ungheria, ha detto che conoscere lingue è parte del processo di essere una persona colta.

Personalmente, imparo l’italiano perché mi interessa molto e spero di leggere opere literarie nella lingua di Dante. Le lingue sempre mi interessano da quando ero bambino, quando allo stesso tempo acquistavo tre lingue: indonesiano, dawan, e tetum. Non si può dire senza considerazione che oggi ho imparato a fondo molte lingue perché in realtà è moltoper non dire troppodifficile farlo. Solo ho il interesse e imparo con molto piacere. Con ha detto Lomb, questo è parte del processo, e mi piace goderlo.

Noemuti, Timor Occidentale, 5 ottobre 2009

Balada

Karya: Gabriela Mistral


Melintas ia bersama yang lain;

dan kulihat ia berlalu.

Selalu angin berembus lembut

dan jalan hadirkan tenang.

Dan kedua mata kecilku

memandangnya berlalu!


Ia semakin cinta pada yang lain

di bumi yang tengah berbunga.

Telah bangkit duri-duri semak;

terlantun kini sebuah kidung.

Dan ia makin cinta pada yang lain

di bumi yang tengah berbunga.


Ia kecup dia yang lain

di bibir lautan;

rembulan bunga limau

meluncur bersama ombak.

Dan luasnya lautan

tak mengoles darahku!

Ia ‘kan pergi bersama yang lain

hingga akhir masa.

Akan muncul langit indah.

(Tuhan ingin membungkam.)

Dan ia ‘kan pergi bersama yang lain

hingga akhir masa.


Diterjemahkan oleh Yohanes Manhitu

Yogyakarta, 11 Januari 2004

---------------------------------------

Balada

El pasó con otra;
yo le vi pasar.
Siempre dulce el viento
y el camino en paz.
¡Y estos ojos míseros
le vieron pasar!

Él va amando a otra
por la tierra en flor.
Ha abierto el espino;
pasa una canción.
¡Y él va amando a otra
por la tierra en flor!

El besó a la otra
a orillas del mar;
resbaló en las olas
la luna de azahar.
¡Y no untó mi sangre
la extensión del mar!
El irá con otra
por la eternidad.
Habrá cielos dulces.
(Dios quiere callar.)
Y el irá con otra
por la eternidad!